Kerajaan Khmer: Asal Usul dan Proses Pembentukannya

Kerajaan Khmer: Asal Usul dan Proses Pembentukannya

NADEREXPLORE08.ORG – Kerajaan Khmer: Asal Usul dan Proses Pembentukannya Kerajaan Khmer adalah salah satu kerajaan terbesar dan paling berpengaruh di Asia Tenggara pada masanya. Berdiri pada abad ke-9 Masehi, kerajaan ini menguasai wilayah yang sekarang meliputi Kamboja, Laos, Thailand, dan Vietnam selatan. Kejayaan dan warisan budaya Kerajaan Khmer masih dikenang hingga kini, terutama melalui Angkor Wat, kompleks candi terbesar di dunia yang menjadi bukti kejayaan peradaban Khmer. Artikel ini membahas asal usul dan proses pembentukan kerajaan yang dikenal sebagai pusat budaya, agama, dan kekuatan di Asia Tenggara ini.

Asal Usul Kerajaan Khmer

Sejarah Kerajaan ini berawal dari kerajaan-kerajaan kecil yang ada di wilayah yang kini menjadi Kamboja. Sebelum abad ke-9, wilayah tersebut dipenuhi dengan kerajaan-kerajaan kecil seperti Funan dan Chenla. Funan, yang berkembang pada abad ke-1 hingga ke-6, merupakan salah satu kerajaan besar di Asia Tenggara yang memiliki hubungan perdagangan dengan India dan Cina. Pengaruh Funan terhadap agama dan budaya India tercermin dalam praktik keagamaan dan sistem pemerintahan di wilayah ini.

Setelah Funan runtuh, Chenla menjadi kekuatan dominan di wilayah tersebut hingga awal abad ke-9. Pada masa ini, wilayah Kamboja dihuni oleh berbagai kelompok etnis, yang menjadi fondasi bagi terbentuknya identitas dan budaya Khmer.

Pembentukan Kerajaan Khmer

Pada tahun 802 M, Jayavarman II, seorang pemimpin kuat yang kembali dari pengasingan di Jawa, berhasil menyatukan berbagai wilayah di Kamboja dan mendeklarasikan dirinya sebagai devaraja atau “raja dewa”. Deklarasi ini menandai lahirnya Kerajaan Khmer, dengan Jayavarman II sebagai pendiri sekaligus raja pertamanya. Dalam upacara sakral di Phnom Kulen, Jayavarman II menyatakan bahwa Kerajaan ini bebas dari kekuasaan luar dan menjadi kerajaan yang merdeka.

Jayavarman II kemudian membangun ibu kota pertama di Hariharalaya (dekat Angkor sekarang), yang menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Khmer. Ia memulai tradisi pemerintahan berdasarkan konsep devaraja yang menggabungkan kekuasaan politik dan keagamaan. Konsep ini menjadi landasan bagi semua raja Khmer setelahnya, di mana mereka dianggap sebagai perwujudan dewa yang berkuasa atas rakyat dan negara.

Kejayaan dan Ekspansi Kerajaan Khmer

Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-12 di bawah pemerintahan Raja Suryavarman II dan Raja Jayavarman VII. Pada masa Suryavarman II, Angkor Wat dibangun sebagai kuil Hindu yang megah yang didedikasikan untuk Dewa Wisnu. Pembangunan Angkor Wat tidak hanya menunjukkan keahlian arsitektur yang luar biasa tetapi juga kekuatan ekonomi dan politik Kerajaan Khmer. Pada masa ini, Kerajaan ini menjadi pusat agama, budaya, dan perdagangan di Asia Tenggara.

Setelah kematian Suryavarman II, Jayavarman VII naik takhta dan melanjutkan kejayaan Kerajaan Khmer. Jayavarman VII adalah raja yang menganut agama Buddha, dan di bawah pemerintahannya, agama Buddha Mahayana menjadi agama utama kerajaan. Jayavarman VII membangun banyak kuil Buddha, termasuk Bayon dan Ta Prohm, yang memperlihatkan gaya arsitektur khas Khmer. Selain itu, ia memperluas kerajaan hingga ke Thailand, Laos, dan Vietnam.

Warisan Budaya dan Agama

Salah satu warisan terbesar dari Kerajaan Khmer adalah arsitektur dan seni yang bertahan hingga kini. Angkor Wat, Bayon, dan Ta Prohm adalah contoh arsitektur Khmer yang luar biasa, menggambarkan keahlian dan ketelitian dalam mengukir relief yang menceritakan kisah-kisah mitologi Hindu dan Buddha. Relief-relief ini tidak hanya indah tetapi juga memberikan wawasan tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Khmer, termasuk adat, kepercayaan, dan kegiatan mereka.

Selain arsitektur, Kerajaan ini juga mewariskan sistem kepercayaan yang berakar dari Hindu dan Buddha, serta tradisi pemerintahan berbasis devaraja yang menggabungkan kekuasaan spiritual dan politik. Pengaruh ini masih dapat dilihat dalam budaya dan agama masyarakat Kamboja modern.

Kemunduran Kerajaan Khmer

Meskipun Kerajaan ini mencapai kejayaan besar, kemundurannya mulai tampak pada abad ke-13 dan ke-14. Konflik internal, pemberontakan, dan serangan dari kerajaan tetangga seperti Kerajaan Ayutthaya di Thailand melemahkan kekuatan Khmer. Pada akhir abad ke-14, Kerajaan ini kehilangan banyak wilayah dan pengaruhnya semakin merosot. Pada abad ke-15, ibu kota Angkor ditinggalkan dan pusat pemerintahan dipindahkan ke Phnom Penh, menandai berakhirnya era kejayaan Kerajaan ini.

See also  Kemerdekaan Vietnam: Sejarah, Tokoh, dan Peristiwa Penting

Dinasti Khmer

Kerajaan Khmer adalah salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah Asia Tenggara yang memberikan pengaruh besar dalam bidang budaya, agama, dan politik di kawasan tersebut. Kejayaannya tidak hanya tercermin dalam pencapaian militer dan politik. Tetapi juga dalam warisan seni dan arsitektur yang masih bisa dilihat hingga kini, terutama di kompleks Angkor. Meskipun mengalami kemunduran, warisan Kerajaan Khmer tetap hidup dalam budaya dan tradisi Kamboja modern. Serta menjadi salah satu kebanggaan sejarah Asia Tenggara.

We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications