Kisah Geologis di Balik Terpisahnya Sumatera dan Jawa

Kisah Geologis di Balik Terpisahnya Sumatera dan Jawa

NADEREXPLORE08.ORG – Kisah Geologis di Balik Terpisahnya Sumatera dan Jawa Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, terbentuk melalui proses geologis yang panjang dan kompleks. Salah satu peristiwa penting dalam sejarah geologi Indonesia adalah terpisahnya Pulau Sumatera dan Jawa. Meski kini kita melihat kedua pulau tersebut terpisah oleh Selat Sunda, ribuan tahun yang lalu mereka merupakan bagian dari daratan yang sama. Kisah geologis ini melibatkan pergerakan tektonik, aktivitas vulkanik, dan perubahan permukaan laut yang mengubah lanskap Nusantara.

Kisah Geologis Dunia Zaman Es

Sebelum terjadinya pemisahan antara Sumatera dan Jawa, kedua pulau ini, beserta Kalimantan, Sulawesi, dan sebagian Malaysia, merupakan bagian dari apa yang disebut Paparan Sunda. Pada zaman es terakhir atau Pleistosen, permukaan laut jauh lebih rendah dibandingkan saat ini karena sebagian besar air terperangkap dalam lapisan es. Pada periode tersebut, daratan yang sekarang terpisah menjadi beberapa pulau besar sebenarnya menyatu dalam satu daratan yang lebih luas.

Dimasa itu, hewan dan manusia purba dapat dengan mudah berpindah dari satu wilayah ke wilayah lain tanpa terhalang oleh lautan, karena lahan yang lebih luas menghubungkan Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Bukti fosil serta artefak manusia purba menunjukkan bahwa daratan ini pernah dihuni oleh berbagai makhluk hidup yang kini tersebar di pulau-pulau terpisah.

Pergerakan Tektonik dan Aktivitas Vulkanik

Proses terpisahnya Sumatera dan Jawa tidak dapat dipisahkan dari aktivitas lempeng tektonik. Indonesia berada di kawasan Cincin Api Pasifik, tempat pertemuan beberapa lempeng besar dunia, termasuk Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Pergeseran lempeng-lempeng ini menyebabkan aktivitas vulkanik dan gempa bumi yang intens di wilayah Nusantara.

Salah satu peristiwa yang menjadi titik penting dalam pemisahan Sumatera dan Jawa adalah letusan gunung api besar yang terjadi di sekitar Selat Sunda. Gunung api tersebut dikenal sebagai Gunung Krakatau yang memiliki sejarah panjang aktivitas vulkaniknya. Letusan dahsyat Krakatau pada tahun 1883 adalah salah satu yang paling terkenal, namun jauh sebelumnya, aktivitas vulkanik di wilayah ini sudah mulai membentuk lanskap baru.

Aktivitas vulkanik di sekitar Selat Sunda, bersamaan dengan pergerakan lempeng tektonik. Perlahan memisahkan daratan yang kini kita kenal sebagai Pulau Sumatera dan Jawa. Gunung-gunung berapi di sepanjang Busur Sunda. Termasuk Krakatau dan gunung berapi lainnya, terus memainkan peran penting dalam pembentukan Selat Sunda yang kini memisahkan kedua pulau tersebut.

Kenaikan Permukaan Laut dan Pembentukan Selat Sunda

Selain aktivitas vulkanik dan pergerakan tektonik. Faktor lain yang memainkan peran besar dalam pemisahan Sumatera dan Jawa adalah kenaikan permukaan laut. Setelah zaman es terakhir berakhir sekitar 10.000 tahun yang lalu. Suhu bumi mulai naik, menyebabkan lapisan es mencair dan permukaan laut global naik secara signifikan.

Kenaikan permukaan laut ini menenggelamkan sebagian besar daratan yang menghubungkan Sumatera dan Jawa, menciptakan Selat Sunda yang kita kenal sekarang. Seiring waktu, daratan tersebut semakin terkikis oleh air laut, dan kedua pulau besar ini benar-benar terpisah secara geografis. Proses ini juga menyebabkan terbentuknya pulau-pulau kecil di sekitar Selat Sunda, seperti Pulau Krakatau, Pulau Sebesi, dan Pulau Sangiang.

Kenaikan permukaan laut tidak hanya memisahkan Sumatera dan Jawa. Tetapi juga menyebabkan terpecahnya daratan besar di Asia Tenggara, yang dikenal sebagai Sunda Land, menjadi beberapa pulau besar dan kecil yang sekarang membentuk Indonesia, Malaysia, dan negara-negara lainnya.

Dampak Pemisahan Terhadap Ekologi dan Populasi

Pemisahan Sumatera dan Jawa tidak hanya berdampak pada lanskap geologis. Tetapi juga membawa perubahan besar pada ekosistem dan populasi hewan yang menghuni kedua pulau tersebut. Setelah kedua pulau terpisah oleh Selat Sunda, banyak spesies hewan dan tumbuhan yang dulunya hidup berdampingan mulai mengalami isolasi geografis. Yang kemudian memicu evolusi dan spesiasi. Contoh yang terkenal adalah perbedaan fauna antara Sumatera dan Jawa. Di mana Sumatera memiliki populasi gajah dan harimau, sementara di Jawa hewan-hewan tersebut kini sudah tidak ada.

Dalam hal populasi manusia, pemisahan ini juga memengaruhi pola migrasi manusia purba. Pada masa sebelum terpisah, manusia dapat dengan mudah berpindah dari Sumatera ke Jawa, namun setelah Selat Sunda terbentuk. Jalur perpindahan manusia menjadi lebih terbatas. Meskipun demikian, hubungan antar-pulau tetap terjalin melalui jalur laut, dan manusia terus berdagang serta berinteraksi lintas pulau.

See also  Sejarah Letusan Gunung Krakatau: Kisah Singkat Bencana Besar

Kisah Geologis Sejarah Nusantara

Pemisahan Sumatera dan Jawa adalah bagian penting dari sejarah geologi yang membentuk lanskap Nusantara saat ini. Pergerakan lempeng tektonik, aktivitas vulkanik, dan kenaikan permukaan laut telah bekerja bersama-sama selama ribuan tahun untuk menciptakan wilayah kepulauan yang kita kenal sekarang.

We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications