Perjalanan Sejarah Hawaii: Dari Kudeta ke Penguasaan Amerika

Perjalanan Sejarah Hawaii: Dari Kudeta ke Penguasaan Amerika

NADEREXPLORE08.ORG – Perjalanan Sejarah Hawaii: Dari Kudeta ke Penguasaan Amerika Hawaii, yang saat ini dikenal sebagai salah satu negara bagian Amerika Serikat yang paling eksotis, memiliki sejarah yang kaya dan penuh dinamika. Perjalanan sejarah Hawaii dari sebuah kerajaan independen hingga menjadi bagian dari Amerika Serikat melibatkan serangkaian peristiwa yang kompleks, termasuk kudeta, diplomasi, dan akhirnya, aneksasi oleh Amerika. Artikel ini mengulas perjalanan sejarah Hawaii, menyoroti bagaimana pulau-pulau indah di Pasifik ini berubah dari sebuah monarki berdaulat menjadi wilayah yang sepenuhnya dikuasai oleh Amerika Serikat.

Awal Mula Perjalanan Sejarah Hawaii

Sebelum pengaruh Barat masuk ke Hawaii, pulau-pulau tersebut diperintah oleh berbagai kepala suku yang menguasai wilayah-wilayah terpisah. Pada akhir abad ke-18, Kamehameha I berhasil menyatukan pulau-pulau utama Hawaii melalui serangkaian pertempuran dan negosiasi, mendirikan Kerajaan Hawaii pada tahun 1810. Di bawah pemerintahan Kamehameha dan penerusnya, Hawaii mulai membuka diri terhadap pengaruh Barat, termasuk misionaris, pedagang, dan penjelajah.

Kerajaan Hawaii menjadi lebih terorganisir dan berusaha memodernisasi diri dengan mengadopsi teknologi dan institusi Barat. Namun, dengan modernisasi juga datang ketergantungan ekonomi yang semakin besar pada negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat. Ketergantungan ini akhirnya menjadi salah satu faktor yang mengarah pada perubahan nasib Hawaii di kemudian hari.

Kudeta Terhadap Monarki

Pada akhir abad ke-19, Hawaii berada di bawah pemerintahan Ratu Liliuokalani, raja terakhir dari Dinasti Kamehameha. Ratu Liliuokalani berusaha mengembalikan kekuasaan monarki yang telah melemah akibat Konstitusi Bayonet tahun 1887, yang dipaksakan oleh sekelompok pemilik perkebunan gula dan pengusaha Amerika yang berbasis di Hawaii. Konstitusi ini secara drastis mengurangi kekuasaan raja dan memberikan pengaruh besar kepada para pemilik tanah asing.

Upaya Ratu Liliuokalani untuk menyusun konstitusi baru yang akan memulihkan kekuasaan monarki dan memberikan lebih banyak hak kepada penduduk asli Hawaii ditentang oleh kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan ekonomi yang kuat. Pada Januari 1893, sekelompok pemilik perkebunan dan pengusaha, dengan dukungan militer dari Amerika Serikat, melakukan kudeta terhadap Ratu Liliuokalani dan mendirikan pemerintahan sementara.

Kudeta ini didukung oleh pemerintah Amerika Serikat, yang mengirim Marinir untuk mendukung kelompok kudeta dengan alasan melindungi kepentingan Amerika di Hawaii. Meskipun Ratu Liliuokalani akhirnya menyerah tanpa perlawanan militer untuk menghindari pertumpahan darah, ia terus berupaya melalui jalur diplomatik untuk memulihkan monarki, meskipun akhirnya gagal.

Perjalanan Sejarah Hawaii di Aneksasi oleh Amerika Serikat

Setelah kudeta, pemerintahan sementara Hawaii segera mengajukan petisi kepada Amerika Serikat untuk menganeksasi pulau-pulau tersebut. Namun, Presiden Grover Cleveland, yang menggantikan Benjamin Harrison, menolak aneksasi setelah mengetahui bahwa kudeta dilakukan dengan keterlibatan Amerika Serikat dan menentang tindakan tersebut. Cleveland bahkan meminta agar Ratu Liliuokalani dikembalikan ke tahtanya, tetapi pemerintah sementara menolak untuk mematuhi.

See also  Kemerdekaan Vietnam: Sejarah, Tokoh, dan Peristiwa Penting

Selama beberapa tahun berikutnya, status Hawaii berada dalam ketidakpastian. Namun, pada tahun 1898, di tengah Perang Spanyol-Amerika, Presiden William McKinley, yang lebih bersimpati terhadap gagasan ekspansionisme Amerika, menandatangani resolusi bersama Kongres yang menyetujui aneksasi Hawaii. Hawaii secara resmi menjadi wilayah Amerika Serikat pada 12 Agustus 1898.

Aneksasi ini dipandang oleh banyak orang di Hawaii sebagai tindakan yang tidak adil dan merampas kedaulatan bangsa Hawaii. Namun, bagi Amerika Serikat, Hawaii memiliki nilai strategis yang sangat penting sebagai pangkalan militer di Pasifik. Yang terbukti menjadi keuntungan besar selama Perang Dunia II.

Dari Wilayah ke Negara Bagian

Setelah aneksasi, Hawaii menjadi wilayah Amerika Serikat, dan penduduknya mulai hidup di bawah pemerintahan Amerika. Selama paruh pertama abad ke-20, Hawaii berkembang pesat sebagai pusat perdagangan dan militer. Namun, penduduk asli Hawaii terus memperjuangkan hak-hak mereka dan mempertanyakan status politik mereka.

Pada tahun 1959, setelah bertahun-tahun diskusi dan perjuangan politik, Hawaii akhirnya diterima sebagai negara bagian ke-50 Amerika Serikat melalui referendum. Meskipun banyak penduduk asli Hawaii yang merasa aneksasi dan status negara bagian tidak mencerminkan keinginan mereka. Keputusan ini tetap menjadikan Hawaii sebagai bagian integral dari Amerika Serikat.

Warisan dan Kontroversi

Sejarah Hawaii sebagai kerajaan yang independen dan peristiwa kudeta serta aneksasi oleh Amerika Serikat meninggalkan warisan yang kompleks dan kontroversial. Bagi banyak penduduk asli Hawaii, peristiwa-peristiwa ini masih dipandang sebagai pelanggaran terhadap hak-hak mereka. Sebab sebagai simbol kehilangan kedaulatan bangsa mereka. Meskipun demikian, Hawaii juga telah berkembang menjadi salah satu negara bagian yang paling beragam dan dinamis di Amerika Serikat. Dengan warisan budaya yang kaya dan pengaruh yang kuat dari berbagai etnis dan tradisi.

Perjalanan sejarah Hawaii dari kudeta hingga menjadi bagian dari Amerika Serikat. Hal ini menjadi pengingat penting tentang bagaimana kekuatan politik dan ekonomi dapat membentuk nasib suatu bangsa. Ini juga menyoroti pentingnya menghormati sejarah dan warisan budaya bangsa-bangsa yang telah mengalami perubahan besar akibat kekuatan eksternal. Hingga hari ini, perjuangan untuk keadilan dan pengakuan bagi penduduk asli Hawaii terus berlanjut. Sebagai bagian dari upaya untuk menjaga identitas dan warisan mereka di tengah dunia yang terus berubah.

We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications